Senin, 20 Februari 2012 By: Pray Nadeak

Terowongan

(''aku'' bukan penulis)

Suatu hari aku dan Tuhan sedang berjalan melewati sebuah terowongan gelap yang bernama ''masalah'' dengan Tuhan di sisiku sembari memegang obor penerang.

Aku rasa tak sabar sehingga aku pun berjalan cepat dan meninggalkan Tuhan di belakangku dengan obor penerang-Nya. Jauh, jauh, jauh dan semakin jauh aku berjalan meninggalkan Tuhan, berjalan dengan hikmat dan pengertianku sendiri hingga tanpa terasa aku telah berjalan jauh dalam kegelapan yang makin pekat dan gelap tanpa ditemani Tuhan.

Dan tak brapa lama waktu berselang aku berjalan, aku pun menabrak dinding terowongan di depanku, dinding yang cukup besar. Aku pun meraba-raba, mencari jalan keluar dalam kegelapan yang pekat, namun tak jua kutemukan. Akhirnya aku pun terduduk, menangis, meratap dan merasa putus asa karna tak menemukan jalan keluar di tengah kegelapan yang pekat itu. Aku merasa terjebak di jalan yang buntu.

Di saat aku sedang asyik dengan tangis dan ratapku, Tuhan, yang tadi kutinggalkan, datang menghampiriku seraya berkata, ''bangunlah nak, ini hanya tikungan, bukan jalan buntu, bukan akhir dari perjalananmu!''
Kemudian Tuhan pun mengarahkan obor penerangnya ke sisi kananku dan aku pun melihat sebuah celah kecil yang bisa dilalui manusia. Tuhan pun berkata, ''Nak, celah kecil ini adalah lanjutan dari tikungan tadi. Berjalanlah ke dalamnya! Perjalananmu belum berakhir!''

Aku pun berdiri, kemudian memeluk Tuhan seraya berkata, ''Terima kasih Tuhan. Maaf ku tlah meninggalkan-Mu dan telah berjalan menurut pengertianku sendiri. Sekarang kumohon agar Engkau yang berada di depanku slama perjalanan ini. Tuntun aku agar keluar dari terowongan 'masalah' ini.''

Tuhan pun menjawab, ''Baiklah, karna Aku yang menuntunmu, kau pun harus menuruti Aku. Kau harus berjalan mengikutiku meskipun harus melewati celah yang kecil seperti ini dan percayalah bahwa Aku akan menuntunmu keluar dari terowongan 'masalah' ini, meski hanya melalui celah kecil seperti ini.''

Dan akhirnya aku dan Tuhan pun kembali bersama-sama berjalan melewati terowongan ''masalah'' ini dengan Tuhan sebagai penuntunku di depan.

0 komentar:

Posting Komentar