(''aku'' bukan penulis)
Suatu hari aku dan Tuhan sedang berjalan
melewati sebuah terowongan gelap yang bernama ''masalah'' dengan Tuhan
di sisiku sembari memegang obor penerang.
Aku rasa tak sabar
sehingga aku pun berjalan cepat dan meninggalkan Tuhan di belakangku
dengan obor penerang-Nya. Jauh, jauh, jauh dan semakin jauh aku berjalan
meninggalkan Tuhan, berjalan dengan hikmat dan pengertianku sendiri
hingga tanpa terasa aku telah berjalan jauh dalam kegelapan yang makin
pekat dan gelap tanpa ditemani Tuhan.
Dan tak brapa lama waktu
berselang aku berjalan, aku pun menabrak dinding terowongan di depanku,
dinding yang cukup besar. Aku pun meraba-raba, mencari jalan keluar
dalam kegelapan yang pekat, namun tak jua kutemukan. Akhirnya aku pun
terduduk, menangis, meratap dan merasa putus asa karna tak menemukan
jalan keluar di tengah kegelapan yang pekat itu. Aku merasa terjebak di
jalan yang buntu.
Di saat aku sedang asyik dengan tangis dan
ratapku, Tuhan, yang tadi kutinggalkan, datang menghampiriku seraya
berkata, ''bangunlah nak, ini hanya tikungan, bukan jalan buntu, bukan
akhir dari perjalananmu!''
Kemudian Tuhan pun mengarahkan obor
penerangnya ke sisi kananku dan aku pun melihat sebuah celah kecil yang
bisa dilalui manusia. Tuhan pun berkata, ''Nak, celah kecil ini adalah
lanjutan dari tikungan tadi. Berjalanlah ke dalamnya! Perjalananmu belum
berakhir!''
Aku pun berdiri, kemudian memeluk Tuhan seraya
berkata, ''Terima kasih Tuhan. Maaf ku tlah meninggalkan-Mu dan telah
berjalan menurut pengertianku sendiri. Sekarang kumohon agar Engkau yang
berada di depanku slama perjalanan ini. Tuntun aku agar keluar dari
terowongan 'masalah' ini.''
Tuhan pun menjawab, ''Baiklah, karna
Aku yang menuntunmu, kau pun harus menuruti Aku. Kau harus berjalan
mengikutiku meskipun harus melewati celah yang kecil seperti ini dan
percayalah bahwa Aku akan menuntunmu keluar dari terowongan 'masalah'
ini, meski hanya melalui celah kecil seperti ini.''
Dan akhirnya
aku dan Tuhan pun kembali bersama-sama berjalan melewati terowongan
''masalah'' ini dengan Tuhan sebagai penuntunku di depan.
0 komentar:
Posting Komentar